KISAH NABI LUTH

on Kamis, 18 Oktober 2012
Nabi Luth adalah anak saudara dari Ibrahim. Ayahnya yang bernama Hasan bin Tareh adalah saudara sekandung dari Nabi Ibrahim. Ia beriman kepada pamannya Nabi Ibrahim mendampinginya dalam semua perjalanan dan sewaktu mereka berada di Mesir berusaha bersama dalam bidang perternakan yang berhasil dengan baik binatang ternaknya berkembang biak sehingga dalam waktu yang singkat jumlah yang sudah berlipat ganda itu tidak dapat ditampung dalam tempat yang disediakan.
 Akhirnya kemitraan Ibrahim-Luth dipecah dan binatang ternak serta harta milik perusahaan mereka di turunkan dan berpisahlah Luth dengan Ibrahim pindah ke Yordania dan bermukim di sebuah tempat bernama Sadum. Nabi Luth amanah Allah Kepada Rakyat Sadum Masyarakat Sadum adalah masyarakat yang rendah tingkat moralnya, rusak mentalnya, tidak memiliki pegangan agama atau nilai kemanusiaan yang beradab. Kemaksiatan dan kemungkaran merajalela dalam pergaulan hidup mrk. Pencurian dan perampasan harta milik menrupakan kejadian hari-hari di mana yang kuat menjadi kuasa sedang yang lemah menjadi korban penindasan dan perlakuan sewenang-wenang. Maksiat yang paling menonjol yang menjadi ciri khas hidup mereka adalah perbuatan homoseks {liwat} di kalangan lelakinya dan lesbian di kalangan wanitanya. Kedua jenis kemungkaran ini begitu merajalela di dalam masyarakat sehingga ia merupakan suatu budaya bagi kaum Sadum. Seorang pendatang yang masuk ke Sadum tidak akan selamat dari diganggu oelh mrk. Jika ia membawa barang-barang yang berharga maka dirampaslah barang-barangnya, jika ia melawan atau menolak menyerahkannya maka nyawanya tidak akan selamat. Akan tetapi jika pendatang itu seorang pria yang bermuka tampan dan berparas elok maka ia akan menjadi rebutan di antara mereka dan akan menjadi korban perbuatan keji lelakinya dan sebaliknya jika si pendatang itu seorang perempuan muda maka ia menjadi korban atas nama wanitanya pula. Kepada masyarakat yang sudah sedemikian rupa keruntuhan moral dan demikian tingkat penyakit sosial diutuslah nabi Luth sebagai pesuruh dan Rasul-Nya untuk mengangkat mereka dari lembah kenistaan, kebodohan dan kesesatan serta membawa mereka alam yang bersih, bermoral dan berakhlak mulia. Nabi Luth mengajak mereka beriman dan beribadah kepada Allah meninggalkan kebiasaan mungkar menjauhkan diri dari perbuatan maksiat dan kejahatan yang terinspirasi oleh iblis dan setan. Ia memberi penerang kepada mereka bahwa Allah telah menciptakan mereka dan lingkungan mrk tidak meridhai amal perbuatan mereka yang mendekati sifat dan tabiat kebinatangan dan tidak sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan dan bahwa Allah akan memberikan ganjaran setimpal dengan amal kebajikan mereka. Yang berbuat baik dan beramal saleh akan diganjar dengan surga di akhirat sedang yang melakukan perbuatan mungkar akan di balaskannya dengan memasukkannya ke dalam neraka Jahanam. Nabi Luth berseru kepada mrk agar meninggalkan adat kebiasaan yaitu melakukan perbuatan homoseks dan lesbian karena perbuatan itu bertentangan dengan fitrah dan hati nurani manusia dan melanggar hikmah yang terkandung dalam penciptaan manusia menjadi dua jenis yaitu pria dan wanita. Juga kepada mereka di beri nasihat dan dianjurkan agar menghormati hak dan milik masing-masing dengan meninggalkan perbuatan perampasan, perampokan dan pencurian yang selalu mrk lakukan di antara sesama mrk dan terutama kepada pengunjung yang datang ke Sadum.Diterangkan bahwa perbuatan-perbuatan itu akan merugikan mrk sendiri, karena akan menimbulkan kekacauan dan ketidak amanan di dalam negeri sehingga masing-masing dari mereka tidak merasa aman dan tenteram dalam hidupnya. Demikianlah Nabi Luth melakukan dakwahnya sesuai dengan tugas risalahnya.Ia tidak henti-hentinya menggunakan setiap kesempatan dan dalam tiap pertemuan dengan kaumnya secara berkelompok atau secara berseorangan mengajak agak mrk beriman dan percaya kepada Allah menyembah-Nya melakukan amal saleh dan meninggalkan perbuatan maksiat dan munkar. Akan tetapi keruntuhan moral dan kerusakan akhlak sudah berakar sgt di dalam pergaulan hidup mereka dan pengaruh hawa nafsu dan penyesatan setan sudah begitu kuat menguasai tindak-tanduk mereka, maka dakwah dan ajakkan Nabi Luth yyang dilaksanakan dengan kesabaran dan ketekunan tidak mendapat tanah yang subur di dalam hati dan pikiran mereka dan berlalu laksana suasana teriakan di tengah-tengah padang pasir. Telinga-telinga mereka sudah menjadi tuli untuk ajaran-ajaran Nabi Luth sedang hati dan pikiran mereka sudah tersumbat rapat dengan ajaran-ajaran setan dan iblis. Akhirnya kaum Luth merasa dan kesal hati mendengar dakwah dan nasihat-nasihat Nabi Luth yang tidak putus-putus itu dan minta agar ia menghentikan aksi dakwahnya atau menghadapi pengusir dirinya dari sadum bersama semua keluarganya. dari pihak Nabi Luth pun sudah tidak ada harapan lagi masyarakat Sadum dapat terangkat dari lembah kesesatan dan keruntuhan moral mereka dan bahwa meneruskan dakwah kepada mereka yang sudah buta-tuli hati dan pikiran serta menyia-nyiakan waktu. Obat satu-satunya, menurut pikiran Nabi Luth untuk mencegah penyakit akhlak itu yang sudah parah itu menular kepada tetangga-tetangga dekatnya, adalah dengan meniadakan mereka dari atas bumi sebagai pembalasan atas terhadap kekerasan kepala mrk juga untuk menjadi ibrah dan pengajaran umat-umat disekelilingnya . beliau memohon kepada Allah agar kaumnya masyarakat Sadum diberi pengajaran berupa azab di dunia sebelum azab yang menanti mereka di akhirat kelak.Para Malaikat tamunya Ibrahim Bertamu Kepada Nabi Luth. Permohonan Nabi Luth dan doanya diperkenankan dan dikabulkan oleh Allah Dikirimkanlah kepadanya tiga orang malaikat menyamar sebagai manusia biasa. Mrk adalah malaikat yang bertamu kepada Ibrahim dengan membawa berita gembira atas kelahiran Nabi Ishaq, dan memberitahukan kepada mrk bahwa dia adalah utusan Allah dengan tugas menurunkan azab kepada kaum Luth penduduk kota Sadum.Dalam kesempatan pertemuan dimana Nabi Ibrahim telah mohon agar penurunan azab atas kaum Sadum ditunda, kalau-kalau mereka kembali sadar mendebgarkan dan mengikuti ajakan Luth dan bertobat dari segala maksiat dan perbuatan mungkar. Juga dalam pertemuan itu Ibrahim mohon agar anaksaudaranya, Luth diselamatkan dari azab yang akan diturunkan atas kaum Saum permintaan mana oleh para malaikat itu diterima dan dijamin bahwa Luth dan keluarganya tidak akan terkena azab. Para malaikat itu sampai di Sadum dengan menyamar sebagai pria remaja yang berparas tampan dan bertubuh yang elok dan bagus. Dalam perjalanan mrk hendak memasuki kota, mrk berselisih dengan seorang gadis yang cantik dan ayu sedang mengambil dari sebuah sumur. Para malaikat atau lelaki remaja itu bertanya kepada si gadis kalau-kalau mrk diterima ke rumah sebagai tamu. Si gadis tidak berani memberi keputusan sebelum ia beruding terlebih dahulu dengan keluarganya. Maka ditngglkanlah para lelaki remaja itu oleh si gadis seraya ia pulang ke rumah cepat-cepat untuk memberitahu ayahnya. Si ayah yaitu Nabi Luth sendiri mendengar laporan puterinya menjadi binggung jawaban apa yang harus ia berikan kepada para pendatang yang ingin bertamu ke rumahnya untuk beberapa waktu, namun menerima tamu-tamu remaja yang berparas tampan dan kacak akan mengundang risiko gangguan kepadanya dan kepada tamu-tamunya dari kaumnya yang tergila-gila oleh remaja-remaja yang memiliki tubuh bagus dan wajah elok. Sedang kalau hal yang demikian itu terjadi ia sebagai tuan rumah harus bertanggung jawab terhadap keselamatan tamunya, padahal ia merasa bahwa ia tidak akan berdaya menghadapi kaumnya yang bengis-bengis dan haus maksiat itu. Timbang punya timbang dan pikir punya pikir akhirnya diputuskan oleh Nabi Luth bahwa ia akan menerima mrk sebagai tamu di rumahnya apa pun yang akan terjadi sebagai akibat keputusannya ia pasrahkan kepada Allah yang akan melindunginya. Lalu pergilah ia sendiri menjemput tamu-tamu yang sedang menanti di pinggir kota dan diajaklah mrk bersama-sama ke rumah pada saat kota Sadum sudah diliputi kegelapan dan manusianya sudah nyenyak tidur di rumah masing-masing. Nabi Luth berusah dab berpesan kepada istrinya dan kedua putrinya agar merahasiakan kedatangan tamu-tamu, jangan sampai terdengar dan diketahui oleh kaumnya. Akan tetapi istri Nabi Luth yang memang sehaluan dan sependirian dengan penduduk Sadum telah membocorkan berita kedatangan para tamu dan terdengarlah oleh pemuka-pemuka mereka bahwa Luth ada tamu terdiri dari remaja-remaja yang tampan parasnya dan memiliki tubuh yang sangat menarik bagi para penggemar homoseks. Terjadilah apa yang dikhawatirkan oleh Nabi Luth. Begitu tersiar dari mulut ke mulut berita kedatangan tamu-tamu remaja di rumah Luth, berdatanglah mereka ke rumahnya untuk melihat para tamunya dan memuaskan nafsunya. Nabi Luth tidak membuka pintu untuk mrk dan berseru agar mrk kembali ke rumah masing-masing dan jgn menggunggu tamu-tamu yang datang dari jauh yang seharusnya dihormati dan dimuliakan. Mrk diberi nasihat agar meninggalkan adat kebiasaan yang keji itu yang bertentangan dengan fitrah manusia dan kodrat alam di mana Tuhan telah menciptkan manusia berpasangan antara pria dengan perempuan untuk menjaga kelangsungan perkembangan umat manusia sebagai makhluk yang termulia di atas bumi. Nabi Luth berseru agar mereka kembali kepada istri-istri mrk dan meninggalkan perbuatan maksiat dan munkar yang tidak senonoh, sebelum mrk dilanda azab dan siksaan Allah. Seruan dan nasihat-nasihat Nabi Luth dihiraukan dan dipedulikan, mrk bahkan mendesak akan mendobrak pintu rumahnya dengan paksa dan kekerasan kalau pintu tidak di buka dengan sukarela. Merasa bahwa dirinya sudah tidak berdaya untuk menahan arus orang-orang penyerbu dari kaumnya itu yang akan memaksakan kehendaknya dengan kekerasan berkatalah Nabi Luth secara terus terang kepada para tamunya: "Sesungguhnya aku tidak berdaya lagi menahan orang-orang itu menyerbu ke dalam. Aku tidak memiliki senjata dan kekuatan fisik yang dapat menolak kekerasan mereka, tidak pula memiliki keluarga atau sanak saudara yang disegani mrk yang dapat aku mintai pertolongannya, maka aku merasa sangat kecewa, bahwa sebagai tuan rumah aku tidak dapat menghalaukan gangguan terhadap tamu-tamuku dirumahku sendiri. Begitu Nabi Luth selesai mengucapkan keluh-kesahnya para tamu segera mengenalkan diri kepadanya dan memberi identitasnya, bahwa mereka adalah malaikat yang menyamar sebagai manusia yang bertamu kepadanya dan bahwa mereka datang ke Sadum untuk melaksanakan tugas menurunkan azab dan siksa atas rakyatnya yang membangkang dan enggan membersihkan masyarakatnya dari segala kemungkaran dan kemaksiat yang keji dan kotor. Kepada Nabi Luth para malaikat itu menyarankan agar pintu rumahnya terbuka lebar-lebar untuk memberi kesempatan bagi orang-orang yang haus homoseks itu masuk. Namun sayangnya ketika pintu dibuka dan para penyerbu menindakkan kaki untuk masuk, tiba-tiba gelaplah pandangan mrk dan tidak dapat melihat sesuatu. mrk mengusap-usap mata, tetapi ternyata sudah menjadi buta. Sementara para penyerbu rumah Nabi Luth berada dalam kekacauan berbentur antara satu dengan lain berteriak-teriak menanya-nanya gerangan apa yang membuat mereka buta dengan mendadak para berseru kepada Nabi Luth agar meninggalkan segera perkampungan itu bersam keluarganya, karena waktunya telah tiba bagi azab Allah yang akan ditimpakan. Para malaikat berpesan kepada Nabi Luth dan keluarganya agar perjalanan ke luar kota jangan seorang pun dari mereka menoleh ke belakang. Nabi Luth keluar dari rumahnya sehabis tengah malam, bersama keluarganya terdiri dari seorang istri dan dua putrinya berjalan cepat menuju keluar kota, tidak menoleh ke kanan maupun kekiri sesuai dengan petunjuk para malaikat yang menjadi tamunya.Akan tetapi si istri yang menjadi musuh dalam selimut bagi Nabi Luth tidak tega meninggalkan kaumnya. Ia berada dibelakang rombongan Nabi Luth berjalan perlahan-lahan tidak secepat langkah suaminya dan tidak henti-henti menoleh ke belakang karena ingin mengetahui apa yang akan menimpa atas kaumnya, seakan-akan menragukan kebenaran ancaman para malaikat yang telah didengarnya sendiri . Dan begitu langkah Nabi Luth beserta kedua putrinya melewati batas kota Sadum, saat fajar menyingsing, bergetarlah bumi dengan dahsyatnya di bawah kaki rakyat Sadum, tidak terkecuali istri Nabi Luth yang munafiq itu. Getaran itu mendahului suatu gempa bumi yang kuat dan hebat disertai angin yang kencang dan hujan batu sijjil yang menghancurkan segera kota Sadum beserta semua pemghuninya. Demikianlah mukjizat dan ayat Allah yang diturunkan untuk menjadi pengajaran dan ibrah bagi hamba-hamba-Nya yang mendatang. Kisah Nabi Luth dalam Al-Quran Kisah Nabi Luth dalam Al-Quran adalah pada 85 ayat dalam 12 surat diantaranya surat "Al-Anbiyaa" ayat 74 dan 75, surah "Asy-Syuara" ayat 160 sampai ayat 175, surat "Hud" ayat 77 hingga ayat 83, surah "Al- Qamar "ayat 33 sampai 39 dan surat" At-Tahrim "ayat 10 yang mengisahkan istri Nabi Luth yang mengkhianati suaminya.

0 komentar:

Posting Komentar